MAKALAH KARIES GIGI
S1.Teknik Informatika
Univeritas Semarang
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Makalah tentang Ilmu Kealaman Dasar (IKD) yang disusun oleh saya yang bernama Gatot Susilo dengan NIM : G.211.11.0009 tahun akademik 2011/2012 dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan oleh bapak Iswoyo, S.Pt, MP sebagai dosen pengampu mata kuliah ilmu Kealaman Dasar (IKD) telah selesai.
Makalah ini mengetengahkan informasi tentang bakteri yang merusak jaringan akar gigi atau karies gigi yang menyebabkan gigi menjadi berlubang, dan akhirnya akan patah. Masalah Gigi dialami hampir oleh setiap orang diseluruh dunia. Di Indonesia kususnya, lebih dari 71% masyarakatnya terkena masalah gigi.
Makalah ini juga menjelaskan tentang hal-hal yang mendukung karies gigi, gejala-gejalanya, definisi karies gigi dan sebagainya. Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari internet dan televisi, 95% informasi dari internet, dan 5% informasi dari televisi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menjadi media penyampaian informasi bagi para pembaca makalah tentang Ilmu Kealaman Dasar yang berjudul Karies Gigi ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Universitas Semarang, 18 Oktober 2011
Mahasiswa
Gatot Susilo
BAB 1
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Salah satu masalah gigi yang paling sering terjadi adalah gigi berlubang. Menurut penelitian tim Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan pada 2007, sebanyak 71% masyarakat Indonesia mengalami masalah karies atau gigi berlubang.
Hal itu cukup mengkhawatirkan, karena gigi berlubang bisa menjadi pangkal penyakit. "Lubang pada gigi merupakan tempat jutaan bakteri. Jika bakteri masuk ke dalam pembuluh darah bisa menyebar ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi, seperti masalah sistem pernafasan, otak dan jantung," kata dokter gigi Tri Erri Astoeti, M. Kes. dalam acara peluncuran Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang di Laboratorium Kedokteran Gigi, TNI AL, Jakarta.
Hal itu cukup mengkhawatirkan, karena gigi berlubang bisa menjadi pangkal penyakit. "Lubang pada gigi merupakan tempat jutaan bakteri. Jika bakteri masuk ke dalam pembuluh darah bisa menyebar ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi, seperti masalah sistem pernafasan, otak dan jantung," kata dokter gigi Tri Erri Astoeti, M. Kes. dalam acara peluncuran Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang di Laboratorium Kedokteran Gigi, TNI AL, Jakarta.
B. Tujuan
Dalam penyusunan sebuah makalah, tentunya ada tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dalam penyusunan makalah ini.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1. Agar pembaca dapat mengetahui mengapa gigi bisa berlubang
2. Agar pembaca dapat mencegah gigi sebelum berlubang
3. Agar pembaca dapat memahami betapa pentingnya kesehatan gigi
4. Untuk memotifasi agar bisa lebih memperhatikan kesehatan gigi
5. Agar lebih mengetahui perkembangan penanganan masalah gigi berlubang
BAB II
KARIES AKAR GIGI
A. KARIES DAN PROSESNYA
a. Pengertian Karies Gigi
Penyakit karies gigi adalah penyakit yang mengenai jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kuman Streptococcus mutan. Penyebab utama dari penyakit karies gigi adalah makanan camilan/ snack yang banyak mengandung sukrosa.
Ada ceruk yang sempit dan dalam pada permukaan gigi belakang yang kita pakai untuk mengunyah, tidak rata dan datar sehingga sisa-sisa makanan terjebak dan sangat sulit dibersihkan oleh sikat gigi meskipun kita sudah menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat paling halus.
Kondisi ini sangat kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri, yang lama kelamaan berkembang menjadi karies gigi. Hal ini dapat terjadi lebih sering pada anak-anak dimana terdapat gigi tetap yang baru tumbuh. Namun dapat juga terjadi pada orang dewasa.
Salah satu ciri khas karies yang terjadi pada gigi orang dewasa adalah karies menggaung, di mana permukaan gigi secara kasat mata tampak utuh dan bagus tapi sebetulnya karies sudah mencapai lapisan dentin yang jauh lebih lunak dan mudah terserang Karies, seperti ini baru terdeteksi saat dokter gigi melakukan pemeriksaan dengan menelusuri pit dan fissure dengan instrumen yang ujungnya runcing, yang disebut sonde.
1. Gigi yang Peka
Gigi yang peka yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak,
2. Bakteri
Mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi, yang paling sering adalah bakteri Streptococcus Mutans,
Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam.
Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi. plak paling banyak ditemukan di gigi geraham belakang.
Jika tidak dibersihkan maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar). Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena:
• akar tercemar, tetapi tidak membusuk
• terlalu kuat mengunyah
• gigi patah.
Penyumbatan sinus bisa menyebabkan gigi atas menjadi peka. Biasanya, suatu kavitasi di dalam enamel tidak menyebabkan sakit; nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai dentin. Nyeri yang dirasakan jika meminum-minuman dingin atau makan permen menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka gigi bisa diselamatkan dan tampaknya tidak akan timbul nyeri maupun kesulitan menelan.
tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika dipakai untuk menggigit atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka gigi menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung akar dan menyebabkan abses (penumpukan nanah). Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung akan mendorong gigi keluar dari kantongnya. proses menggigit akan mengembalikan gigi ke tempatnya, disertai nyeri yang luar biasa.
Nanah bisa terus terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa menyebar lebih jauh melalui rahang (selulitis) dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan menembus kulit di dekat rahang.
c. Definisi Karies Gigi
Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi patah.
Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi :
1. Pembusukan Permukaan yang Licin atau Rata
Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling lambat.
Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium dari email.
Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun.
2. Pembusukan Lubang dan Lekukan
Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.
Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.
3. Pembusukan Akar Gigi
Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum).
Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras,tumbuh secara
perlahan.
Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah).
Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. karena itu pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.
seseorang boleh mengenal pasti bahawa dia mempunyai karies gigi seperti berikut;
1. perubahan kepada warna permukaan gigi (putih –> kekuningan dan lembut –> coklat dan kehitaman)
2. perubahan kepada konsistensi gigi (keras dan kuat –> lembut dan rapuh)
3. gigi berlubang
4. sakit gigi (apabila kerosakan tersebut telah sampai ke rongga pulpa gigi)
5. gigi menjadi sensitif terutama apabila mengambil makanan atau minuman ygsejuk atau panas
6. makanan terperangkap di dalam atau di celah-celah gigi
7. rasa atau bau yang kurang menyenangkan di dalam mulut.
d. Akibat Karies Gigi
1. Bau mulut
2. Terasa ngilu bila terkena makanan yang panas atau dingin, asam dan manis.
3. Tidak bisa tidur atau aktivitas seharí-hari terganggu
4. Keadaan yang parah, kalau tidak dicabut menyebabkan gusi bengkak, terdapat nanah dan pilek-pilek.
5. Hilangnya gigi adalah salah satu penyebab cacatnya fungsi kunyah.
6. Penyakit pada organ lain : penyakit jantung koroner, peradangan otot, penyakit katup jantung, penyakit ginjal, penyakit mata, panyakit kulit.
e. Jenis Makanan Yang Dapat Menyebabkan Karies Gigi
1. Makanan yang manis seperti permen, coklat, sari manis dll
2. Makanan yang terlalu panas atau dingin
f. Pencegahan Karies Gigi
Pencegahan meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut.
Sehubungan dengan hal ini, pelayanan pencegahan difokuskan pada tahap awal, sebelum timbulnya penyakit (pre-patogenesis) dan sesudah timbulnya penyakit (patogenesis). Leavell dan Clark dari Universitas Harvard dan Colombia membuat klasifikasi pelayanan pencegahan tersebut atas 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pelayanan diarahkan pada tahap pre-patogenesis atau pencegahan primer timbulnya penyakit, dengan upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (specific protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efekti atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme.
Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.
Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang dikenal sebagai pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk dalam kategori ini.
Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi). Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa. Pada stadium lanjut kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut atau tenggorokan, diperlukan pemberian obat antibiotik, analgetik untuk menyembuhkan pembengkakan. selanjutnya bisa dilakukan perawatan akar gigi atau pencabutan gigi. Jika gigi dicabut, harus segera diganti. Jika tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses menggigit (Anonim 2010).
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENEMUAN BAKTERI PENGGANTI PASTA GIGI
Peneliti asal jepang berhasil menemukan senjata baru dalam memerangi kerusakan gigi. Caranya menggunakan enzim yang diproduksi oleh bakteri mulut yang justru mencegah pembentukan plak/lubang di gigi.
Seperti diketahui, mulut manusia penuh dengan bakteri. Lebih dari 700 spesies hadir di ruangan yang hangat dan lembab, termasuk Streptococcus mutans (S. mutans), salah satu komponen utama plak.
Melekat dengan gigi dalam lapisan tipis yang disebut biofilm, S. mutans mencerna gula dan memproduksi asam yang memakan enamel dan menyebabkan gigi berlubang. Selain S. mutans, bakteri-bakteri lain merupakan tamu yang lebih ramah.
Sebagai contoh, tahun 2009 lalu, peneliti menemukan bahwa S. salivarius, jenis bakteri yang ditemukan di lidah dan jaringan lunak lain di mulut, justru menurunkan perkembangan biofilm S. mutans.
Seperti dikutip dari Sciencemag, 4 April 2011, Hidenobu Senpuku dan rekan-rekannya, biolog asal National Institute of Infectious Diseases, Tokyo, Jepang mengamati zat yang menghadirkan kemampuan mencegah lubang dari S. salivarius.
Menggunakan teknik kromatografi, metode di mana molekul dibagi berdasarkan isi atau ukuran, peneliti memisahkan tiap-tiap protein dari
Meski begitu, temuan yang dipublikasikan di Applied and Environmental Microbiology tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk orang memakan seluruh permen yang ada. Pasalnya, saat peneliti meningkatkan konsentrasi sucrose, salah satu jenis gula dalam campuran yang mengandung FruA dari S. salivarius dan S. mutans, kelebihan bakteri itu dalam mencegah pembentukan biofilm menjadi musnah.
Peneliti menyebutkan bahwa hasil temuan mereka mungkin menjelaskan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1996 lalu mengungkapkan hubungan FruA terhadap pembentukan lubang gigi pada tikus.
Mary Ellen Davey, mikrobiolog asal Forsyth Institute di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat setuju bahwa temuan ini bisa memicu pembuatan pasta gigi yang lebih baik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karies gigi atau gigi berlubang adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutan, dan bakteri Bifidobacterium dentium Bd1, tetapi penyebab utamanya adalah makanan yang banyak mengandung sukrosa.
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena karies gigi, Sakit gigi dapat terjadi karena akar yang tercemar tetapi tidak membusuk, terlalu kuat mengunyah, gigi patah, bisa juga terjadi karena ada sisa makanan camilan yang terselip di sela-sela antar gigi, yang dibiarkan dan tidak dibersihkan. Karies gigi yang berkepanjangan akan menyebabkan gigi menjadi berlubang dan akhirnya gigi akan patah.
Pencegahan terhadap masalah karies akar gigi harus di lakukan sejak dini, bahkan sejak kita masih berusia 6 tahun, atau setelah gigi molar (geraham) pertama baru tumbuh/erupsi.
Penemuan bakteri yang dapat di jadikan sebagai obat untuk mencegah terjadinya karies gigi oleh peneliti asal jepang patut kita acungi jempol, dengan dibuatnya pasta gigi yang berasal dari bakteri tersebut, akan lebih menghindarkan kita dari serangan karies gigi.
Daftar Pustaka
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1071301/ )
http://www.f-buzz.com/2008/08/28
http://busaskisgz.blogspot.com/2010/10/kesehatan-gigi-karies-gigi.html
MAs mau tanya Teknik Informatika kok makalahnya tenttang caries gigi?
BalasHapusSehrusnya kan komputer... :)
itu tugas makalah IAD waktu semester 1.
Hapusmakalah-makalah lainnya yang berhubungan dengan T.I belum sempat di postingkan...
:)